DewaSport.asia – Inggris terus menjaga peluang mengikuti Piala Eropa 2020 dengan mengalahkan Montenegro di Stadion Pod Goricom. Sayangnya, pesta The Three Lions ternoda aksi rasisme yang dilakukan pendukung tuan rumah. Kunjungan Inggris ke stadion berkapasitas 14.230 penonton itu diwarnai hal kurang menyenangkan.
Pasukan Tiga Singa berhasil mendulang poin penuh berkat kemenangan 5-1. Sayangnya, ada beberapa pemain yang menjadi sasaran rasis. Pada laga kedua kualifikasi Grup A, Selasa (26/3) itu, tim tamu sempat tertinggal akibat ulah Marko Vesovic (17). Tapi, Inggris bisa membalik keadaan dengan melesakan lima gol beruntun lewat Michael Keane (30), Ross Barkley (38, 59), Harry Kane (71) dan Raheem Sterling (80).
Determinasi Dele Alli dkk menjaga rekor sempurna Inggris selama mengikuti kualifikasi. Armada Gareth Southgate kini meraup enam poin setelah sebelumnya melumat Republik Ceko 5-0. Mereka menguasai klasemen sementara dan unggul empat poin dari Bulgaria yang bermain 1-1 kontra Kosovo. Ini sekaligus meruskan catatan tidak terkalahkan yang kini menjadi tujuh laga beruntun di semua kompetisi.
Bahkan, lima partai terakhirnya berakhir kemenangan. Ini menunjukkan kalau Inggris benar-benar telah bangkit setelah menelan hasil mengecewakan di Piala Dunia 2018. Namun, suka cita Inggris terasa hambar karena Danny Rose, Sterling, serta Callum Hudson-Odoi konon menjadi korban rasisme pendukung Montenegro.
Hinaan serta teriakan menirukan suara kera terdengar nyaris sepanjang pertandingan. Semua itu membuat Inggris beserta jajarannya sangat marah. Sterling bahkan sampai menyerukan agar fans Montenegro dilarang menyaksikan pertandingan secara langsung. Sedangkan Southgate menegaskan bakal mengadukan hal ini kepada UEFA.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
“Saya jelas mendengar hinaan rasis kepada Danny Rose ketika dia mendapat kartu kuning menjelang akhir laga. Saya tidak ada keraguan itu benar-benar terjadi. Kami akan melaporkannya kepada UEFA. Ini tidak bisa diterima,” ucap Southgate, dilansir skysport. Sedangkan Sterling mengakui tidak mendengar langsung hinaan rasis kepada dirinya maupun Rose.
Tapi, dia sudah paham dengan apa yang terjadi setelah melihat sikap Rose. Menurutnya, itu hanya bentuk rasa frustrasi suporter Montenegro karena harus melihat negara tercintanya dipermalukan. Sterling menyebut perlu lebih dari sekedar itu untuk bisa menghentikan Inggris yang kini sedang melaju kencang. Penyerang Manchester City tersebut menyatakan apa pun yang dilakukan suporter lawan tidak akan menyurutkan semangatnya untuk mencetak gol.
“Sangat disayangkan melihat hal ini terus terjadi. Kami hanya bisa meminta kesadaran mengenai situasi ini. Sekarang sudah saatnya pihak berwenang mengambil tindakan. Anda harus melakukan sesuatu yang membuat mereka berpikir dua kali sebelum melanggar aturan,” jelas Sterling.
Sterling merasa cara terbaik agar para penghina rasis merasa jera adalah menjatuhkan hukuman berat. Salah satunya melarang semua fans Montenegro hadir di stadion. Sebab, itu bakal membuat mereka sadar hal tersebut bisa menyulitkan timnya. Hal serupa diutarakan Hudson-Odoi. Penyerang Chelsea itu merasa perlu ada tindakan tegas agar semua hal berbau rasis tidak ada lagi di sepak bola.
Apalagi, setelah merusak momen bersejarahnya saat mengikuti turnamen perdananya bersama Inggris. Bomber berusia 18 tahun yang juga menjadi pemain termuda kedua Inggris sepanjang sejarah itu mengaku mendengar teriakan rasis, diantaranya seperti suara kera.
“Saya merasa diskriminasi tidak perlu ada lagi dimana pun. Kami semua setara,” ucap Hudson-Odoi. Harapan Sterling dan Hudson-Odoi mungkin saja terpenuhi. Pasalnya, UEFA berencana melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah benar terjadi tindakan rasis yang dilakukan pendukung Montenegro.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.