Banyak pihak yang menganggap kemenangan 2-1 Real Madrid atas Ajax Amsterdam di leg pertama 16 besar Liga Champions, Kamis (14/2) berbau keberuntungan karena dibantu teknologi Video Assistant Referee (VAR). Faktanya, Los Blancos menunjukkan kematangan dari sisi permainan.
Madrid menampilkan performa yang efektif di Johan Cruijff Arena. Mereka membuka keunggulan lewat Karim Benzema (60). Meski Ajax sempat menyamakan skor melalui Hakim Ziyech (75), Madrid tidak panik. Kepiawaian pelatih Santiago Solari meracik strategi turut berkontribusi. Keputusannya menarik keluar Benzema dan menggantinya dengan Marco Asensio terbukti jitu.
Gelandang berusia 23 tahun tersebut menjadi penentu kemenangan lewat golnya (87). Solari juga tergolong berani melakukan pergantian. Pemain-pemain utama seperti Benzema, Gareth Bale dan Vinicius Junior ditarik keluar dibabak kedua. Masuknya Asensio menambah aggresivitas lini depan Madrid. Dia mampu melepaskan lima tembakan ke arah gawang atau lebih banyak dari Benzema (2), Bale (3) dan Vinicius (1).
Menurut Solari performa bagus Asensio mengindikasikan bahwa sang pemain telah kembali menemukan ritme permainan pasca mengalami cedera. “Asensio telah bermain tiga atau empat pertandingan sejak sembuh dari cedera. Dia melakukan apa yang harus dilakukan. Bukan hanya gol, tetapi bagaimana cara mengatur permainan. Membantu pertahanan dan efektivitas di depan gawang,”puji Solari dilansir marca.
Hal itu membuat Ajax yang mendominasi bola dan melepaskan tembakan lebih banyak (19) menjadi sia-sia. Klub Elite Eredivisie tersebut memang merasa dirugikan karena VAR menganulir gol Nicolas Tagliafico pada menit ke-38.
Tetapi, protes yang dilakukan Ajax langsung ditanggapi oleh UEFA. Mereka mengatakan gol Tagliafico dianulir wasit Damir Skomina lantaran Dusan Tadic berada dalam posisi offside sekaligus menutupi pergerakan penjaga gawang Madrid, Thibaut Courtois sehingga Tagliafico leluasa melakukan sundulan.
Meski demikian, Solari menolak jika Madrid menang karena beruntung atau dibantu teknologi VAR. Juru taktik asal Argentina tersebut menilai Los Blancos pantas menjadi pemenang karena bermain lebih efektif.
“Ajax membuat kami menderita sepanjang pertandingan. Tetapi, kami melakukan apapun dan menunjukkan kekuatan tim. Kami mengetahui cara bermain, Kami bekerja, menderita dan mencetak gol ketika mereka mengkreasikan peluang. Banyak hal kami lakukaan untuk mendapatkan hasil ini,”paparnya
Dua gol di leg pertama jelas menguntungkan Madrid. Pada leg kedua 6 Maret mendatang, mereka bertindak sebagai tuan rumah. Kans Los Blancos mendulang hasil positif di Santiago Bernabeu tetap besar meski dipastikan tidak akan diperkuat sang kapten, Sergio Ramos yang mendapatkan kartu kuning kedua setelah menekel penyerang Ajax, Kasper Dolberg (89).
Tercatat, sepanjang Liga Champions musim ini, Ramos telah mengoleksi tiga kartu kuning sehingga harus menjalani skorsing satu pertandingan. Menanggapi hal itu, Ramos justru mengaku memang sengaja melakukan pelanggaran agar kembali bersih saat memperkuat Madrid di babak perempat final nanti.
Namun, Ramos tidak ambil pusing. Bek asal Spanyol tersebut memilih berkonsentrasi mempersiapkan diri jelang laga lanjutan Primera Liga melawan Girona, Minggu (17/2). “Kami bermain sangat efektif. Sepakbola tidak selalu harus bermain cantik. Kami tahu bagaiman caranya menghadapi pertandingan. Kami hanya perlu menciptakan ruang dan mengambil keuntungan,”terangnya
Di lain pihak, Ajax mengemban misi sulit di leg kedua 16 besar. Guna melaju ke perempat final, mereka harus menang setidaknya 3-0. Kendati kecewa gol pembuka dianulir VAR, pelatih Ten Hag mengaku bangga dengan perjuangan para pemainnya. Dia menegaskan status non unggulan bakal membuat Ajax tampil lepas di leg kedua nanti.
“Kami menekan, bertahan, aggresif dan menciptakan banyak peluang melawan salah satu tim terbaik eropa. Saya mengucapkan selamat kepada tim. Hasil ini memberikan kami kepercayaan diri untuk masa depan,”tandasnya
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.