DewaSport.asia – Di Serie A musim 2019/20 ini, sampai sebelum kompetisi ditangguhkan akibat pandemi virus Corona, Luis Alberto telah mengemas 12 assist bersama Lazio. Pemain 27 tahun Spanyol mantan penggawa Liverpool itu juga sudah menyumbang empat gol dalam 25 penampilan untuk Lazio.
Luis Alberto adalah salah satu pemain terbaik Lazio di Serie A musim ini. Performa impresif pun dia tunjukkan dalam beberapa tahun terakhir. Itu setelah dia melalui masa-masa gelap di Anfield.
Karier singkatnya di Liverpool, di mana dia terbengkalai dan tersia-siakan, bisa dibilang sebagai periode terrburuk dalam karier profesional Luis Alberto. Dia bisa melupakannya, setelah dibangkitkan oleh Lazio.
Kariernya Mati di Anfield
Lahir di San Jose del Valle, Spanyol, 28 September 1992, Luis Alberto gabung akademi Sevilla di tahun 2004. Pada 2009, dia naik ke tim Sevilla B, sebelum kemudian naik kelas lagi ke tim senior di tahun 2011.
Ini Luis Alberto yang masih berada dalam tahap perkembangan awal, di mana dia juga sempat dipinjamkan ke Barcelona B pada musim 2012/13.
Pada 20 Juni 2013, Liverpool melayangkan tawaran senilai £6,8 untuk Luis Alberto dan Sevilla menerimanya. Transfer ini diresmikan dua hari setelahnya. Namun kariernya tak berkembang di klub ini.
Tiga tahun menjadi pemain Liverpool, Luis Alberto hanya memainkan sembilan pertandingan. Manajer Brendan Rodgers lebih sering meminjamkannya ke klub lain, termasuk Malaga (2014/15) dan Deportivo La Coruna (2015/16).
Cahaya di Ujung Terowongan
Pada 31 Agustus 2016, Lazio merekrutnya dengan nilai transfer hanya €4 juta. Lazio saat itu butuh seorang gelandang yang juga bisa beroperasi di sayap untuk menggantikan Antonio Candreva, yang menyeberang ke Inter Milan.
Gabung Lazio, Luis Alberto seolah melihat cahaya di ujung terowongan.
Hanya saja, Luis Alberto datang ketika pramusim sudah berjalan. Persiapan yang tidak optimal dan proses adaptasi di klub serta liga baru membuatnya kesulitan di awal.
Wajar jika Luis Alberto lebih sering dicadangkan. Itu membuatnya cuma tampil sembilan kali pada musim perdananya di Serie A. Namun dia tetap bersabar. Kesabaran dan kerja kerasnya pun membuahkan hasil manis di musim anyar 2017/18.
Dia tampil apik saat Lazio meraih titel Supercoppa Italiana dengan mengalahkan Juventus 3-2. Sejak itu, pelatih Simone Inzaghi semakin percaya bahwa dia layak dipertahankan di tim utama.
Keberadaannya jadi fundamental. Itu berkat fleksibilitasnya, di mana dia sanggup beroperasi sebagai gelandang sentral, gelandang serang, winger maupun forward. Kemampuannya pun diakui, dan itu bahkan membuat dia mendapatkan panggilan pertama ke tim senior Spanyol pada November 2017.
Terus Berkembang
Di Lazio, kemampuan Luis Alberto terus berkembang. Itu bisa dilihat dari statistiknya.
Pada musim 2016/17, Luis Alberto mengukir satu gol dan dua asisst dalam sembilan penampilan di Serie A.
Pada musim 2017/18, Luis Alberto menyumbang 11 gol dan 14 assist dalam 34 penampilan di Serie A. Dia juga menyumbang satu gol dan lima assist dalam sembilan penampilan di Liga Europa.
Pada musim 2018/19, Luis Alberto mengalami sedikit penurunan. Dia mengukir empat gol dan lima assist dalam 27 penampilan di Liga Europa, serta satu gol dan satu assist dalam lima penampilan di Liga Europa.
Pada musim 2019/20 ini, Luis Alberto menjadi salah satu pemain dengan performa terbaik di Serie A. Empat gol dan 12 assist sudah dia catatkan dalam 25 penampilan. Itu ditambah satu gol dalam empat penampilan di Liga Europa.
Tidak Lagi Merasa Tak Berguna
Masa-masa gelap di Liverpool, juga kesulitan di awal dia gabung Lazio, sempat membuat Luis Alberto tak yakin dengan kemampuannya sendiri. Dia terpuruk, bahkan sampai berpikir untuk berhenti.
Namun, Luis Alberto bisa keluar dari masa-masa sulit itu, salah satunya berkat bantuan seorang psikolog olahraga di Spanyol bernama Juan Carlos Alvarez Campillo.
“Saya tak melihat cahaya di ujung terowongan,” kenang Luis Alberto pada September 2017 lalu. “Campilo lah yang membuat saya sadar tentang kualitas yang saya miliki.”
“Sekarang saya percaya dan siap mengambil risiko. Saya telah melakukan hal-hal yang sebelumnya tak pernah berani saya lakukan.”
Luis Alberto sebelumnya sempat merasa dirinya tak berguna. Namun, dia kemudian mampu menggali kemampuan yang tertidur di dalam dirinya.
Dia pernah ‘dibunuh’ oleh Liverpool, tapi bisa ‘dihidupkan kembali’ oleh Lazio.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.