DewaSport.asia – Gelandang asal Chile Arturo Vidal menjadi sangat jengkel setelah keburukannya diumbar oleh mantan rekan setimnya di Juventus, Giorgio Chiellini.
Sebelumnya, Chiellini sempat membuat heboh sejumlah pihak. Hal tersebut tak lepas dari isi buku otobiografi terbaru defender 35 tahun tersebut.
Sebelumnya ia sudah menyinggung Mario Balotelli, rekannya di timnas Italia. Ia juga menyinggung mantan rekan setimnya di Juventus, Felipe Melo.
Yang terbaru, ia menyinggung Vidal. Ia mengatakan bahwa gelandang Barcelona itu memang pemain yang hebat akan tetapi ia punya satu kelemahan besar.
Alkohol
Giorgio Chiellini mengungkapkan bahwa kelemahan terbesar Arturo Vidal adalah alkohol.
“Seorang pesepakbola bukan iblis atau orang suci. Perbedaan yang harus dibuat adalah hal lain. Yaitu, antara mereka yang nyata dan mereka yang palsu,” tulisnya dalam kutipan yang dibocorkan oleh SOS Fanta, seperti dilansir oleh Football Italia.
“Seseorang seperti Vidal kadang keluar dan minum lebih banyak dari yang seharusnya. Semua orang tahu itu. Dapat dikatakan bahwa alkohol sedikit menjadi kelemahan baginya,” ungkapnya.
“Namun, itu tidak mempertanyakan apakah ia seorang juara atau tipe orang seperti apa dirinya,” seru Chiellini.
Jengkelnya Vidal
Arturo Vidal akhirnya angkat bicara soal isi buku Giorgio Chiellini tersebut. Ia mengaku sangat jengkel dengan kata-kata koleganya itu.
“Orang-orang berfokus pada hal-hal terburuk yang dikatakan Chiellini. Saya tidak mengerti mengapa orang harus mengatakan hal-hal itu, itu membuat saya jengkel,” kata Vidal dalam obrolan Instagram Live, via Goal.
Namun Vidal menambahkan, Chiellini sudah berusaha menjelaskan situasinya kepada dirinya via telepon. Tapi tetap saja, ia tetap merasa kesal dan menuding sang bek telah melanggar kode etik yang ada di ruang ganti pemain.
“Tetapi ia juga mengatakan bahwa saya adalah seorang juara. Ia telah menghubungi saya dan menjelaskan kepada saya. Saya tidak melakukan apa pun yang tidak bisa saya lakukan. Saya diizinkan keluar. Saya adalah manusia seperti orang lain. Saya bekerja keras dan jika teman-teman bertemu untuk sebuah Asado [acara sosial] dengan izin klub, saya akan pergi juga,” kelitnya.
“Jika saya harus tetap fokus, saya melakukannya, tetapi ketika giliran saya untuk bersenang-senang saya memanfaatkannya, saya sama seperti yang lain. Ketika saya salah, saya membayarnya dan bangkit.”
“Dalam sepakbola ada kode-kode [etik],” pungkasnya.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.