DewaSport.asia – Nama Salvador Cabanas, mungkin cukup asing di telinga Anda. Sebab, selama ini Cabanas hanya berlaga di kompetisi Amerika Selatan.
Tetapi, sebenarnya Cabanas adalah salah satu pemain yang benar-benar diperhitungkan di tanah Eropa. Manchester United, yang masih ditangani Sir Alex Ferguson, pun sempat mengincar servis Cabanas pada 2007 silam.
Itu, setelah Cabanas dinobatkan sebagai pemain terbaik Amerika Selatan. Ketika itu, usia Cabanas menginjak 27 tahun.
Hanya saja, negosiasi berjalan alot. Baru pada 2010, Cabanas bisa dilepas oleh klubnya saat itu, Club America.
“Saya sudah menandatangani pra kontrak. Nilainya mencapai £1,3 juta (setara Rp25,2 miliar) untuk transfer ke Eropa. Tujuannya adalah MU,” kata Cabanas dilansir Telefuturo.
“Dan, sebenarnya klub saya ketika itu, Club America, mau menaikkan gaji saya dua kali lipat dan memberikan satu apartemen di Acapulco. Lalu, mereka juga mau memberikan satu apartemen lagi di Cancun, agar saya bertahan,” lanjutnya.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
Gabung MU hanya jadi impian bagi Cabanas. Dia gagal, karena pada Januari 2010, menjadi korban penembakan.
Kepala Cabanas ditembak dalam sebuah pertikaian di kelab malam bernama Bar Bar, Mexico City. Cabanas menjadi korban penembakan dalam sebuah pertikaian di toilet.
Dia sempat kritis dan dirawat di rumah sakit. Cabanas baru pulih 100 persen pada 2012. Ketika pulih, dia memulai kariernya lagi di sepakbola dengan klub divisi bawah Amerika Selatan.
Baru pada 2014, dia pensiun. Kini, pria 38 tahun tersebut banting setir jadi penjual roti di Asuncion, Paraguay.
“Saya harus terus melanjutkan hidup. Saya suka bekerja, orang-orang mengenali saya dan bertanya soal sepakbola. Begitu banyak kebahagiaan yang saya miliki,” ujar Cabanas.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.