DewaSport.asia – Band beraliran punk asal Rusia, Pussy Riot membuat kehebohan di final Piala Dunia 2018 antara Prancis vs Kroasia di Luzhniki Stadium, Moskow, Minggu 15 Juli 2018. Mereka menerobos masuk lapangan saat permainan sedang berjalan.
Akibat ulah Pussy Riot, para pengaman stadion menjadi kalang kabut. Mereka berlarian mengejar para personel band punk tersebut agar segera meninggalkam lapangan.
Wasit pun terpaksa menghentikan sementara pertandingan. Dan hal tersebut membuat para pemain Kroasia marah karena saat itu mereka sedang membangun serangan.
Dikutip dari The New Yorker, empat personel perempuan Pussy Riot masuk lapangan menggunakan seragam polisi Rusia. Mereka melakukan aksi ini sebagai bentuk protes dengan merujuk pernyataan seniman Dmitri Aleksandrovich Prigov.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
Berperan sebagai Polisi Surgawi, para personel Pussy Riot menyindir polisi-polisi Rusia. Mereka menganggap masih banyak penyiksaan terhadap tahanan politik di sana.
“Para Polisi Surgawi akan menjaga bayi-bayi yang sedang tertidur, sementara Polisi Duniawi melakukan kekerasan terhadap tahanan politik dan menangkap orang yang berbagi dan menyukai unggahan di media sosial,” tulis Pussy Riot melalui Twitter.
Pesan politik tersebut dikirim Pussy Riot kepada pemerintahan Rusia yang dipimpin Vladimir Putin. Mereka juga membuat pernyataan sikap yang berisi tuntutan seperti tahanan politik di Rusia segera dibebaskan, berhenti menangkap orang karena media sosial, setop penangkapan ilegal terhadap demonstran.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.