DewaSport.asia – Dani Carvajal menceritakan secuil pengalamannya bermain di klub sekelas Real Madrid. Pemain yang berposisi sebagai bek sayap itu mengaku kalau dirinya sulit mendapatkan teman di sana.
Sebagian besar karir sepakbola Carvajal dihabiskan di Los Merengues. Bahkan dirinya sudah tergabung dengan klub tersebut sejak tahun 2002 lalu. Namun ada masa di mana Carvajal menginjak lapangan dengan seragam yang berbeda.
Momen itu datang pada musim 2012/13. Kala itu, ia diberikan kesempatan untuk bermain di klub Jerman, Bayer Leverkusen. Pada musim perdananya, ia langsung mendapatkan tempat di tim utama dan mencatatkan 36 penampilan.
Real Madrid langsung menyadari potensinya. Untungnya, mereka mencantumkan klausul pembelian kembali dalam perjanjian transfernya dengan Leverkusen. Dari situ, Carvajal bisa kembali berlabuh di Santiago Bernabeu.
Sulit Mendapatkan Teman di Madrid
Meskipun hanya semusim, Carvajal mendapatkan pengalaman yang cukup berharga di Leverkusen. Bukan cuma itu, pemain berusia 28 tahun tersebut juga memiliki banyak teman untuk berbagi keluh kesah di sana.
Beda halnya di Madrid. Carvajal mengatakan bahwa pemain Los Merengues terlalu berfokus pada permainan sehingga jarang berbagi pengalaman di luar lapangan antar satu sama lain.
“Tidak mudah [mendapatkan teman di Real Madrid]. Saat saya pindah ke Leverkusen, di mana rata-rata umur pemainnya 23 tahun, rasanya lebih mudah. Kami berbagi hobi, tidak punya istri ataupun anak,” ujarnya kepada Esquire.
“Di Real Madrid, semua orang memiliki kehidupan masing-masing di klub yang telah mapan, di mana semua harus bekerja keras hingga tidak memiliki waktu untuk itu. Jadi, kehidupan pribadi harus berada di sisi lapangan,” lanjutnya.
Kekuatan Utama Zidane
Dalam kesempatan yang sama, Carvajal juga bercerita soal Zinedine Zidane selaku pelatihnya di Real Madrid. Ia berkata bahwa keunggulan dari pria asal Prancis tersebut adalah ketenangan yang ia bagikan kepada para pemainnya.
“Kebajikan terbaiknya adalah ketenangan yang ia kirim kepada kami. Dia tidak pernah berubah dan, andai ada yang benar atau salah, dia tetap tenang. Itulah yang membuat pikiran pemain jadi tenang,” tambahnya.
“Sebagai tambahan, titik terkuatnya adalah kepercayaan besar terhadap skuat. Dia membuat kami merasa bisa berkontribusi, dan itulah yang membuat timnya menjadi pemenang.”
“Saya telah memenangkan banyak gelar bersama dia, dan saya belajar dari pengalamannya setiap hari,” tandas Carvajal.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.