DewaSport.asia – Saelan Football Academy akan menggelar kompetisi bertajuk Indonesia Junior Sudden Death League (IJSDL) atau Liga Junior Sudden Death Indonesia. Kompetisi yang rencananya berlangsung pada 20-21 Oktober 2018 tersebut akan diikuti oleh Sekolah Sepakbola (SSB), digelar di Lapangan Pertamina Simprug.
Kompetisi tersebut ditujukan untuk kelompok umur U-11 dan U-13. IJSDL juga mengusung misi “Drugs Prevention Basic On Soccer” atau gerakan pencegahan bahaya Narkoba berbasis olahraga sepakbola.
Di usia emas seperti U-11 dan U-13 pengaruh narkoba begitu besar dan sepakbola jadi alat untuk menjauhkan remaja dari penggunaan narkoba.
“Usia remaja rentan memakai narkoba, maka itu kami menggelar IJSDL. Kompetisi ini tak akan ada hasil imbang. Setiap kali hasil imbang langsung penalti dan ada 5 orang penendang penalti,” kata Pendiri Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI) dan Manajer EDF La Liga Academy, Taufik Jursal Efendi, dalam rilis yang diterima VIVA.
Mantan pemain Timnas Indonesia Junior di Piala Dunia 1978, David Sulaksmono mendukung kegiatan IJSDL. Sulaksmono mengatakan, program melatih khusus penalti oleh pelatih sebenarnya sudah diberikan sejak zaman dahulu.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
“Saat saya masih main di Jayakarta FC, penalti itu ada di latihan khusus dan menjadi keharusan dari pelatih. Bahkan latihan penalti diberi beban, kalau masuk diberikan sesuatu dan kalau tidak masuk disanksi. Itu agar pemain melakukan penalti dengan sungguh-sungguh,” kata David.
Sebagai pemanasan jelang Liga Junior Sudden Death, peserta akan disuguhi program Golden Age of Learning pada 12 Oktober di lapangan Saelan Football Academy, Kemang.
“Target dari Indonesia Junior Sudden Death League yaitu mencari 33 pemain seleksi untuk U-11 yang akan dipersiapkan jadi pemain-pemain memiliki karakter dan teknik dalam menghadapi sepakbola modern. Mereka nantinya akan berlatih dua kali sepekan di Saelan Football Academy,” ujar Taufik Jursal.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.