DewaSport.asia – Chelsea mengawali Liga Europa 2018/2019 dengan positif. Mereka mengalahkan PAOK Salonika 1-0.
Willian mencetak gol tunggal kemenangan Chelsea saat laga berjalan tujuh menit. Winger asal Brasil itu berhasil menuntaskan umpan terukur yang dilepaskan oleh Ross Barkley.
Hasil ini membuat Chelsea menempati peringkat dua klasemen sementara Grup L Liga Eropa. Mereka mengumpulkan tiga poin tapi kalah selisih gol saja dari BATE Borisov yang di saat bersamaan menang 2-0 atas juru kunci Videoton.
Meskipun begitu, tim asuhan Maurizio Sarri itu masih tetap diunggulkan untuk menjadi juara musim ini. Apalagi, penampilan Eden Hazard dkk sejauh ini sangat mengesankan.
Berikut ini empat alasan Chelsea bisa menjuarai Liga Europa musim ini seperti dilansir Sportskeeda:
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
Status Chelsea
Status Chelsea sebagai salah satu klub terbesar di dunia membuat mereka difavoritkan untuk memenangkan Liga Europa musim ini. Mereka di atas kertas dianggap lebih unggul dari 47 kontestan lainnya.
Juara Premier League 2017 itu tergabung satu grup Videoton, BATE Borisov dan PAOK, dan ketiganya bisa dibilang belum mendekati level Chelsea. Tim lain yang bisa menyulitkan Chelsea adalah Arsenal, Marseille, dan Lazio tapi level mereka masih berada di bawah The Blues.
Tim favorit biasanya punya peluang besar untuk memenangkan kompetisi dan itu ditunjukkan Manchester United dan Atletico Madrid pada tahun 2017 dan 2018. Kualitas pemain yang dimiliki Chelsea bisa membuat mereka mengangkat trofi Liga Eropa di Baku Olympic Stadium pada Mei tahun depan.
Jalan Pintas ke Liga Champions
Persaingan di kompetisi Premier League semakin ketat setiap tahunnya. Karenanya tidak mudah untuk bisa finis di posisi empat besar yang merupakan jatah tiket ke Liga Champions.
Mengingat persaingan di posisi empat besar sangat ketat, Chelsea bisa menggunakan Liga Europa sebagai jalan pintas untuk menuju Liga Champions. Sebab, juara Liga Europa akan mendapat tiket ke play-off Liga Champions pada musim berikutnya.
Manchester United pernah melakukannya pada tahun 2017. Mereka bisa tampil di kompetisi kasta teratas Eropa meski finis di peringkat keenam di Premier League.
Ambisi Sarri
Maurizio Sarri diangkat menjadi manajer Chelsea untuk menggantikan rekan senegaranya Antonio Conte. Namun, pria Italia itu datang ke Inggris dengan reputasi belum pernah mencicipi gelar juara.
Pria berusia 51 tahun itu mulai mencuri perhatian di dunia sepakbola setelah membawa Empoli promosi dan mempertahankan mereka di Serie A. Setelah itu namanya semakin berkibar ketika menangani Napoli.
Di bawah Sarri, Partenopei menjelma menjadi salah satu tim menyerang yang menarik di Eropa. Bahkan Napoli bisa menjadi pesaing utama Juventus dalam perburuan gelar Serie A meski pada akhirnya selalu gagal menjadi juara.
Sarri tentu saja ingin memenangkan trofi bersama Chelsea dan Liga Europa menawarkan kesempatan besar kepada manajer Italia tersebut.
Pembuktian Pemain
Chelsea mengikuti beberapa kompetisi pada musim ini sehingga Maurizio Sarri harus pintar-pintar memilih skuatnya. Akibatnya, ada pemain yang tidak mendapat kesempatan bermain reguler pada musim ini.
Chelsea punya skuat yang sangat besar dan Liga Europa menawarkan kesempatan buat pemain seperti Cesc Fabregas, Davide Zappacosta, Andreas Christensen dan Alvaro Morata untuk mendapatkan kesempatan bermain.
Sebagian besar lapis kedua Chelsea adalah pemain bintang yang harus puas berada di bangku cadangan karena persaingan ketat di tim utama. Mereka jelas akan berusaha menunjukkan permainan terbaiknya di Liga Europa dan membuat Sarri memasukkan mereka ke dalam rencananya.
Tekad yang kuat untuk tampil bagus di Liga Europa bisa menjadi faktor pendorong bagi Chelsea untuk menjadi juara Liga Europa pada musim ini.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.