DewaSport.asia – Leani Ratri Oktila memiliki banyak rencana usai bersinar di Asian Para Games 2018. Selain terus berprestasi, dia juga ingin membantu masyarakat kampung kelahirannya di Siabu, Riau.
Liani akan memperoleh bonus Rp 2,5 miliar karena merebut dua medali emas dan satu perak di Asian Para Games 2018. Salah satu rencananya adalah membuat peternakan sapi di kampung halamannya.
“Bonusnya sebagian untuk membikin peternakan di kampung halaman. Buka peluang usaha untuk masyarakat sana. Mereka banyak yang beternak kambing dan sapi, tapi tidak ada modal. Saya yang kasih modal, mereka yang mengembangkan, kemudian bagi hasil,” kata Leani, saat ditemui Bola.com di Istora Senayan, Sabtu (13/10/2018).
“Itu hitungannya untuk investasi, juga sekaligus membantu masyarakat di sana. Apalagi sejak SMA saya jarang pulang kampung karena sudah tinggal di Pekanbaru. Lagi pula kalau mengelola usaha sendiri saya tidak punya waktu karena masih pelatnas terus di Solo,” urai Leani.
Leani berhak meraup bonus besar setelah meraih medali emas pada nomor ganda putri dan ganda campuran bulutangkis, serta meraih medali perak dari tunggal putri.
Dia mengaku pencapaiannya itu berkat dukungan dari berbagai pihak, mulai orang tua, pelatih, pemerintah hingga dukungan total penonton di Istora Senayan.
“Suporter di Istora ramai sekali, bikin merinding. Memang ada beban untuk mempersembahkan kemenangan. Tapi, keinginan ingin menjadi bagian sejarah di Asian Para Games lebih tinggi,” ujar Leani.
Berkaca dari kesuksesannya di Asian Para Games 2018, Liani mengajak para penyandang disabilitas untuk selalu yakin dengan kemampuan diri sendiri. “Jangan pernah menutup diri. Kami sama dengan yang lain. Lebih terbuka dengan keluarga, serta saudara dan jangan pernah malu. Penyandang disabilitas pasti punya kemampuan dalam diri masing-masing,” tegas dia.
[insert_php] if (wp_is_mobile()) { echo ‘
‘; } [/insert_php]
Tak Terpuruk
Leani Ratri mengaku menekuni bulutangkis sejak masih kecil. Saat itu kondisinya belum mengalami keterbatasan apapun. Bahkan, saat duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar, prestasi bulutangkisnya sudah menembus level nasional.
Namun, pada 2011 dia mengalami kecelakaan motor di Pekanbaru yang membuatnya patah kaki kiri dan tangan kanan. Meski telah menjalani berbagai perawatan, kaki dan tangannya tak bisa pulih seperti sedia kali.
Setahun berselang Leani akhirnya bergabung menjadi atlet disabilitas. Perlahan namun pasti prestasinya terus menanjak hingga berprestasi di tingkat internasional hingga membanggakan Indonesia.
“Saya tidak terpuruk karena mendapat motivasi dari keluarga, juga dari diri sendiri. Justru yang membuat terpuruk itu saat pelatnas, ketika jauh dari keluarga,” ungkap Leani.
“Kalau dalam kondisi seperti itu, saya berusaha menyibukkan diri dengan berlatih dan kuliah. Selain itu selalu berusaha berkomunikasi dengan keluarga melalui video call,” ujar Leani Ratri yang mengincar medali emas pada ajang Paralimpiade Tokyo 2020.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.