DewaSport.asia – Pep Lijnders mengatakan Liverpool beruntung memiliki para pemain seperti Fabinho dan Jordan Henderson yang kehadirannya bak bidak ratu dalam permainan catur.
Fabinho dan Henderson adalah dua pilar utama Liverpool di lini tengah. Mereka akan selalu dimainkan Jurgen Klopp kecuali saat mereka cedera atau terkena akumulasi kartu kuning.
Pasalnya, Fabinho sangat piawai dalam membanti Liverpool bertahan. Sementara itu Henderson menjadi dinamo di lini tengah The Reds dan merupakan kapten tim pula.
Namun dalam keadaan terdesak, kedua pemain itu bisa dijadikan bek tengah. Itu terjadi saat Liverpool tak memiliki stok bek tengah lagi pada musim ini karena badai cedera.
Kelebihan Fabinho
Pep Lijnders menyebut Fabinho punya pengaruh yang besar pada permainan Liverpool. Sebab ia bisa membantu rekan-rekannya tampil lebih gacor.
“Tentang Fabinho, saya hanya ingin mengatakan dia memiliki kapasitas untuk membuat pemain di sekitarnya lebih baik. Sangat sulit menemukan pemain yang memiliki bakat untuk membuat pemain lain berkembang,” ujarnya pada situs resmi Liverpool.
“Hanya ada beberapa pemain di dunia sepakbola yang memiliki kemampuan alami untuk menghentikan serangan balik, misalnya; kebanyakan dari mereka hanya melakukan pelanggaran taktik,” tuturnya.
Selain itu ada juga kelebihan Fabinho yang lain. Ia mengatakan pemain asal Brasil tersebut bukan sosok pemain yang egois. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Roberto Firmino dan Alisson Becker.
“Ia selalu menempatkan tim di atas dirinya sendiri. Omong-omong, semua orang Brasil kami memiliki karakteristik ini. Tidak ada yang menyukai mereka, semua orang mencintai mereka,” seru Pep
Henderson + Fabinho = Ratu Catur
Selain Fabinho, serta duo pemain Brasil lainnya, Pep Lijnders mengatakan Jordan Henderson juga memiliki kelebihan yang sama. Demikian juga dengan Georginio Wijnaldum.
Lijnders pun mengaku Liverpool beruntung memiliki pemain seperti Fabinho dan Henderson. Sebab mereka ibarat bidak ratu dalam permainan catur.
“Dalam paket yang sama Anda mendapatkan seseorang yang hanya peduli tentang membuat tim lebih baik, tidak ada ruang untuk ego. Ia adalah pemain tim yang nyata. Untung ada tiga di antaranya, Gini dan Hendo juga punya karakteristik seperti itu.”
“Memiliki dua gelandang seperti itu seperti ratu dalam permainan catur. Anda kehilangan ratu, yang membela diri dalam pelanggaran. Ada alasan mengapa pecatur yang lebih baik menyerah begitu saja saat kehilangan ratu.”
“Anda membutuhkan dua orang yang bisa mengontrol permainan dengan menjadi dominan tanpa bola. Itulah yang kami cari,” tutur Pep.
Permainan Liverpool memang berbeda tanpa kehadiran Jordan Henderson dan Fabinho di lini tengah. Bahkan The Reds juga tampak goyah ketika keduanya diminta bermain sebagai bek tengah dalam sejumlah kesempatan pada musim 2020-21 ini.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.