DewaSport.asia – Hanya finis posisi ke-9 di akhir musim 2019 lalu membuat skuat Arema FC berbenah. Awal musim 2019 mereka cukup menjanjikan dengan jadi juara pra-musim Piala Presiden 2019, tapi setelahnya mereka tampil megap-megap di kompetisi resmi.
Milomir Seslija pelatih musim lalu digantikan oleh Mario Gomez yang sebelumnya pernah membesut Borneo FC dan juga Persib Bandung. Gomez yang punya CV mentereng di level Asia diharapkan bisa mendongkrak performa tim di musim 2020 ini.
Upaya tersebut tercermin dari rekrutan baru mereka. Nama Jonatan Bauman dan Oh In Kyun menjadi pilihan utama Gomez. Dua pemain tersebut memang andalan Gomez saat membesut Persib pada musim 2018 sialm. Tampaknya Gomez ingin membangun sistem bermain yang mirip saat ia awal menjajaki sepakbola Indonesia.
Selain itu kebiasaan Gomez yang menggunakan penyerang asal negaranya yaitu Argentina, tercerminkan dari rekrutan selain Bauman yaitu Elias Elederte. Satu nama bek asing yaitu Matias Melvino didatangkan sebagai pinjaman dari Uruguay.
“Musim lalu, Arema menang Piala Presiden. Ada yang ingat hasil mereka pada liga musim lalu? Di posisi sembilan,” kata Gomez saat Arema bermain di turnamen pra-musim Piala Gubernur jatim 2020 kemarin dilansir dari laman Bolacom. “Saat ini, kami bekerja keras agar tak lagi mengakhiri kompetisi di posisi sembilan,” sambungnya.
“Ketika kita dituntut bermain 90 menit pada kompetisi nanti, karena tak menyiapkan diri dengan baik, kita hanya bisa bermain 60 menit. Kondisi fisik. Inilah hal yang sangat penting. Kondisi fisik itulah yang kami latih saat ini,” imbuhnya.
Sepanjang pra-musim, Arema arahan Gomez memang mampu menerapkan startegi pressing tinggi yang mengandalkan fisik serta kecepatan. Gomez juga dikenal punya kemampuan mengorbitkan pemain yang tak populer jadi lebih dikenal talentanya di level nasional sepakbola Indonesia.
Tapi memang, seperti yang ia bilang, timnya harus punya fisik yang konsisten sepanjang musim. Pasalnya Persib dan Borneo asuhannya kehabisan bensin jelang akhir musim. Arema arahan Gomez harus hindari itu agar bisa kembali bersaing di papan atas Liga 1 2020 nanti.
Mario Gomez memang selalu bisa membuat timnya bermain secara sistemik dan efektif. Gomez juga mampu membuat tim yang terlihat biasa saja secara skuat (tak mewah) tapi tampil luar biasa. Arema saat ini pun ia bisa dongkrak performanya dibandingkan musim lalu.
Tapi rasa-rasanya, skuat Singo Edan ini hanya akan saling jegal di papan atas. Posisi enam besar mungkin akan jadi pencapaian yang oke mengingat awal musim ini banyak perombakan dan setidaknya lebih baik dari musim lalu yang hanya mentok di peringkat kesembilan saja di penghujung kompetisi.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.